14 Mei 2008

Drs. H. Yusman Kasim dan PSP Padang

Tangan Dingin ‘Sang Ketua

Sejak lama, sosok Drs. H. Yusman Kasim dikenal sebagai figur sepakbola yang bertangan dingin. Maksudnyanya, lakek-tangan Yusman Kasim di sepakbola cenderung menghasilkan prestasi yang lumayan bagus. Dari dua kali periode memegang jabatan di tim sepakbola kebanggaan kota Padang itu, hasilnya selalu saja prestasi dan prestasi.

Pada periode 1994-1998 misalnya. Tercatat, Yusman yang saat itu menjabat Ketua Harian PSP, berhasil mengantarkan Tim Pandeka Minang ini lolos ke Divisi Utama setelah menjadi juara Kompetisi Divisi I PSSI. Namun di tahun 2001, saat Yusman Kasim tidak lagi menjadi pengurus, PSP kembali jatuh. Kali ini bahkan sempat lebih parah, yakni ke divisi II Daerah yang merupakan divisi terbawah di lingkungan PSSI saat itu. Bisa diduga, betapa menyakitkan nasib PSP saat itu. Saat mana, PSP harus kembali main dari ‘tarkam’ alias kampung ke kampung melawan tim-tim perserikatan lain dari seluruh Sumatera Barat.

Namun Yusman agaknya memang ditakdirkan untuk harus terus membina PSP Padang. Terbukti, setahun setelah diangkat menjadi Wakil Walikota Padang Yusman kembali dipilih jadi pengurus PSP Padang. Bedanya, kali ini tidak lagi Ketua Harian, tapi menjadi Ketua Umum. Pada pengurus PSP periode 2004-2008 ini, ia secara khusus dibantu Sekretaris Umum N. Nofi Sastera, mantan Sekretaris Eksekutif PSP saat Yusman menjadi Ketua Harian, serta Ir. H. Havizal Rahman, seorang pebisnis low profile yang juga Pimpinan PT. Askrida Cabang Padang.

Dan seperti sudah diduga, lakek tangan dingin Yusman Kasim kembali terbukti. Meski saat mulai menjabat Ketua Umum, PSP masih tertatih di Kompetisi Divisi II Daerah, namun dua tahun kemudian PSP sudah berada di Kompetisi Divisi I PSSI. Di antaranya lolos ke Divisi II Nasional di akhir tahun 2004, dan lolos ke Divisi I Nasional pada pertengahan tahun 2005 dengan sebelumnya keluar sebagai juara III Kompetisi Divisi II Nasional di Kudus, Jawa Tengah.

“Obsesi kita mengantarkan PSP kembali ke Divisi Utama. Targetnya memang di akhir kepengurusan ini yakni di tahun 2008. Tapi kalau memang bisa lebih cepat, kenapa tidak kita lakukan?” ujar Yusman suatu saat.

Kini, obsesi Yusman mulai terbukti. Perlahan namun pasti, PSP kini telah masuk Divisi Utama. Tentu saja perjuangan masih belum berakhir. Lakek tangan dingin ‘Sang Ketua’ tentu akan selalu dan terus diharapkan. Tidak hanya untuk sampai di Divisi Utama semata, tapi juga untuk membangun persepakbolaan kota Padang khususnya, Sumatera Barat dan Nasional pada umumnya. Setidaknya, seperti juga obsesi Yusman yang lain yakni membuat industri sepakbola dengan mendirikan Puslat Sepakbola.

“Bagaimana pun saya termasuk yang kurang suka dengan menjamurnya pemakaian pemain asing di Liga Indonesia. Ini jelas pembodohan bagi pemain nasional. Karena itu sudah saatnya kita yang memproduksi pemain-pemain hebat, melebihi kualitas pemain asing yang ada. Sehingga, tekad PSSI menuju pentas dunia bisa dicapai. Caranya, selain dengan mencetak pemain-pemain bagus dan berbakat lewat Puslat Sepakbola, juga dengan menghambat bertebarannya pemain asing di Indonesia. Memang ini tidak gampang karena butuh police yang jelas dari PSSI. Tapi kalau kita semua mau, kenapa tidak bisa,” ujarnya.

Tidak ada komentar: