12 Mei 2008

Kompetisi Antar Klub

Anggota PSP Padang

Tergantung Persepsi Klub tentang Administrasi

Oleh : N. Nofi Sastera

Media massa di Padang selama tiga hari terakhir menulis, kompetisi antar klub PSP Padang ditunda lagi. Sepintas, judul berita di atas mungkin terasa sarkastis terhadap lambannya pengurus PSP Padang menggelar iven yang menjadi dambaan setiap klub sepakbola di Padang Kota Tercinta Kujaga dan Kubela ini.

Sebagai seorang pengurus PSP Padang saya mungkin termasuk orang yang dapat menerima hal di atas sebagai sebuah kritikan, saran dan masukan. Itu pula sebabnya saya minta pada panitia pelaksana kompetisi tersebut untuk menerimanya sebagai suatu hal yang wajar dan lumrah. Sebab sebagai sebuah dambaan, pelaksanaan kompetisi jelas sangat diharapkan banyak orang. Karena itu pula mungkin banyak mempertanyakan kenapa kompetisi harus ditunda dari rencana pertengahan April, hingga pertengahan Mei nanti. Masalahnya sekarang, apakah benar keterlambatan ini hanya akibat dari kelalaian dan lemahnya panpel kompetisi PSP mengelola iven itu?

ØØØØØØ

Sebagai kompetisi pertama setelah hampir sepuluh tahun tak pernah digelar, tentu banyak hal yang harus menjadi perhatian pengurus PSP untuk menggelar kompetisi ini. Mulai dari sistem dan format kompetisi, pendataan klub peserta, perhitungan klub promosi dan degradasi serta banyak hal lainnya. Muaranya jelas menuju pada satu titik yakni terlaksananya kompetisi yang lebih tertata rapi lancar dan profesional. Dan yang juga penting adalahbagaimana agar kompetisi ini bisa berlangsung sampai selesai tanpa harus berhenti di tengah jalan!

Dengan pemikiran itu perubahan ditetapkanlah sistem dan format kompetisi lewat musyawarah dengan semua klub yang telah mendaftar pada tanggal 30 Maret lalu untuk klub lama dan 1 April dengan klub-klub baru. Sebagai konsekwensinya pembagian divisi klub-klub PSP yang dulunya mengenal istilah Divisi I, II dan III dinaikkan menjadi Divisi Utama, I dan II. Hal mendasar dari perubahan itu adalah terjadinya penggabungan klub-klub Divisi I dan II lama menjadi klub Divisi Utama. Klub Divisi III lama menjadi Divisi I dan klub-klub baru masuk ke Divisi II.

Selain itu, mengingat kompetisi tidak hanya bagian dari program kerja pengurus PSP tapi juga merupakan kebutuhan klub-klub maka ditetapkan bahwa klub juga harus membantu biaya kompetisi bagi seluruh klub serta tambahan biaya administrasi bagi klub-klub baru. Satu hal yang juga ditegaskan di musyawarah malan itu adalah persyaratan administrasi pendaftaran setiap klub harus telah lengkap maksimal sampai tanggal 10 April lalu.

Nah, pada persoalan kelengkapan administrasi inilah yang akhirnya jadi kendala utama keterlambatan pelaksanaan kompetisi ini. Banyak klub mungkin memandang ikut kompetisi sama dengan ikut turnamen-turnamen biasa dimana masalah pengesahan pemain bisa dilaksanakan hanya seiring pelaksanaan teknikal meeting. Terbukti banyak klub yang masih belum melengkapi data-data klub dan nama serta foto pemainnya selain sejumlah persyaratan lainnya. Bahkan yang lebih parah lagi ada klub yang hanya memberikan nama pengurus tanpa satupun mencantumkan nama dan foto pemainnya. Padahal batas akhir pendaftaran yang semula 10 April – namun karena adanya musibah gempa dan meletusnya gunung Talang – telah dimundurkan hingga tanggal 19 April. Alamak!

Sesungguhnya, inilah kunci masalah keterlambatan kompetisi itu. Persepsi ikut kompetisi sama dengan ikut turnamen ini jelas salah. Masalah administrasi bukanlah suatu hal yang begitu gampang. Banyak masalah bisa muncul jika kelengkapan administrasi klub dan pemain ini tak diselesaikan. Itu sebabnya masalah kelengkapan aministrasi menjadi titik yang sangat diperhatikan panitia pelaksana kompetisi ini. Sebab jika tidak begitu, bisa-bisa kompetisi nanti hanya akan mengurus protes demi protes soal keabsahan pemain atau pun mungkin nama dan status klub bersangkutan. Jika itu yang terjadi, jangan salahkan jika kompetisi nanti akan terhenti di tengah jalan. Kalau begini terus kejadiannya – karena sekitar sepuluh tahun lalu kompetisi juga terhenti – kapan PSP akan bisa maju. Sedang kompetisi adalah wadah paling potensial guna menopang prestasi. Sebab jika tak ada kompetisi, dimana bisa dilihat pemain-pemain bagus yang bisa menopang masa depan prestasi PSP.

Untuk itulah lewat tulisan ini saya juga menghimbau kepada semua klub yang telah terdaftar sampai 19 Apri lalu yakni 11 klub divisi utama, 11 klub divisi I dan 14 klub divisi untuk segera melengkapi persyaratan administasi klubnya. Sebab jika tidak begitu jangan salahkan jika panitia pelaksana terpaksa harus lebih keras lagi. “Ya, kita bisa saja membatalkan keikut-sertaannya meski pun klub itu telah membayar biaya kompetisi atau pun administrasi. Untuk itu kita berikan waktu paling lambat hingga 30 April. Sebab kita sudah menjadualkan tanggal 5 Mei untuk teknikal meeting dan 10 Mei kompetisi digelar,” ujar Drs. Arsil Wakil Ketua Panitia.

Nah! Dengan penegasan seperti itu, masihkan klub akan berleha-leha dengan masalah admnistrasi klubnya? Tentunya tergantung dari klub itu sendiri. Kalau memang mau ikut kompetisi, ya lengkapilah persyaratan administrasi yang ditetapkan menjelang 30 April ini. Kalau tidak, apa boleh buat, klub Anda mungkin akan dicoret!


Tidak ada komentar: